Ada Makna Dibalik Warna Brand



ANABisnis, MarComm - Saya tergelitik menulis tentang warna produk bermula ketika mengetahui beberapa merek rokok ternyata diambil dari warna. Sebut saja Djarum Cokelat, Sampoerna Hijau, Djarum Black atau Gudang Garam Merah. Dari sinilah saya menjadi penasaran apa sesungguhnya makna warna untuk produk, karena ternyata tidak hanya rokok yang ngurusi warna terkait produk.

Hampir seluruh restoran cepat saji seperti CFC, Hoka-hoka Bento, KFC, memiliki karakter warna yang sama yaitu orange dan merah. 

Atau kenapa pada produk yang segmentasinya anak-anak produsen menggunakan warna primer atau cerah. Kenapa mereka pilih warna?, apa keistimewaan warna daripada brand lainnya? Dan segudang pertanyaan saya simpan rapat-rapat di kotak pikiran.

Saya pun langsung memburu informasi dan buku tentang warna produk. Beberapa referensi pun saya cari mulai dari bertanya pada designer hingga melihat permainan warna.

Bagi Anda yang belum tahu, warna masuk pada pembahasan tentang psikologi konsumen. Bagi para design grafis, penguasaan terhadap karakter warna juga menjadi hal yang fardu’ain.

Beberapa riset tentang warna memiliki pesan bagi para pebisnis untuk tidak meremehkan urusan warna.

Hasil riset yang dikutip oleh Paulus Lilik Kristianto dalam bukunya Psikologi Pemasaran, menerangkan bahwa 90 detik pada pandangan awal seseorang terhadap produk dan lingkungan adalah pada warna. 

Warna menurut Lilik, meningkatkan pengenalan terhadap suatu merek hingga 80%. Waow, cukup serius juga nih urusan warna. Jujur ini menjadi referensi berharga bagi saya sebagai pelaku usaha rumah makan. 

Semula urusan warna tidak menjadi bagian penting saya ketika memindahkan tempat Gardoe Welitan, rumah makan yang saya rintis. (DBS/KNT)